Tanah Bumbu,Wartatanbu.com – PT Borneo Indobara melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) aktif melaksanakan upaya pencegahan stunting diwilayah operasional.
Salah satunya Program Desa Ceria (Cegah Stunting Raih Impian Anak) yang merupakan Program CSR PT. Borneo Indobara khususnya pilar Kesehatan.
Kegiatan Desa Ceria dengan kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan anak,ibu hamil dan menyusui bertempat di Kantor BPD Desa Wonorejo, Kecamatan Satui,Tanah Bumbu,Sabtu (12/10/24).
Koordinator kegiatan Desa Ceria, Bilqis Nabila menyampaikan, pemeriksaan kesehatan anak dan ibu hamil ini merupakan program CSR Borneo Indobara pilar kesehatan dalam mendukung penurunan prevalensi stunting di Tanah Bumbu.
Program lainnya yakni pelatihan kelas ibu hamil untuk memberikan edukasi pengasuhan dan pola asuh bagi orang tua,dan edukasi kesehatan remaja.
“Hari ini kita laksanakan asesmen kesehatan anak untuk mengecek kesehatan anak dan ibu hamil,” terang Bilqis Nabila selaku Koordinator CSR Pilar Kesehatan PT Borneo Indobara.
Program Desa Ceria di Desa Wonorejo diikuti 21 ibu hamil dan 25 anak yang akan mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Selain pemeriksaan kesehatan, program terintegrasi lainnya yakni program kebun gizi untuk pemenuhan gizi berbahan pangan lokal,sarana dan prasarana kesehatan posyandu, serta sarana prasarana dapur gizi.
“Program ini selaras dengan CSR pilar ekonomi ketahanan pangan yang telah dilaksanakan PT BIB melalui budidaya jamur tiram, puyuh,hortikultura, dan perikanan,”tambah Bilqis.
Dengan budidaya ini diharapkan tercipta ketahanan pangan yang merupakan akses memperoleh bahan pangan lokal yg bergizi dan mudah didapat.
Dalam kegiatan ini, Borneo Indobara juga menghadirkan Chef Agus Sasirangan demo masak menu ceria yang menyajikan menu sehat bergizi berbahan pangan lokal.
Dilaksanakan pula peluncuran buku 30 resep 1000 hari pertama kelahiran untuk ibu hamil dan menyusui.
Empowerment & Sustainability Division Head PT Borneo Indobara,Dindin Makinudin mengatakan, komitmen PT BIB berpartisipasi dan berkontribusi dalam menurunkan prevalensi stunting, terutama kepada kelompok sasaran percepatan penurunan stunting.
“Penanganan stunting ini merupakan kerentanan sosial yang harus sama sama kita dukung. Tidak cukup satu sektor saja tapi harus dikerjasamakan. Kegiatan ini jadi motivasi.Ayo bersama sama kita entaskan,”ucap Dindin.
Dalam upaya tersebut dengan mengintegrasikan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan program percepatan penurunan stunting baik melalui bidang pertanian, penguatan sarana pelayanan kesehatan perusahaan agar dapat diakses masyarakat setempat.
“Hari ini kita pastikan, ada tim kesehatan, kader kesehatan yang akan dalam kegiatan ini. Semoga ini akan memberikan inspirasi bagi yg lain,”tambah Dindin saat menyerahkan sarana dan prasarana kesehatan posyandu dan dapur gizi pada kegiatan tersebut.
Berdasarkan data, prevalensi stunting diwilayah operasianal PT BIB pada awal 2024 sebanyak 163 turun menjadi 127 anak atau terjadi penurunan 22,09 persen.
Dindin optimis melalui berbagai program serta kolaborasi dengan Pemerintah daerah, Puskesmas, Posyandu dan para kader kesehatan tidak ada lagi kasus baru dari stunting.
Sementara itu Pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan Desa ceria yang dilaksanakan oleh PT BIB di Desa Wonorejo. Program ini menjadi bagian upaya bersama Kecamatan Satui dalam menekan angka stunting diwilayah ini.
“Kami khususnya lagi Tim Percepatan Penuruan Stunting (TPPS) Kecamatan Satui sangat mendukung adanya kegiatan ini,”terangnya.
“Kami sangat terbantu dengan adanya program desa ceria dan menuju generasi bebas stunting ini dan kami berharap program yang baik ini dapat diteruskan,”tandasnya.
Ini merupakan bagian upaya bersama menekan angka kasus stunting khususnya di Kecamatan Satui.
“Selaras dengan upaya yang kami lakukan yakni Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap hari,pemeriksaan kesehatan anak oleh dokter ahli anak,” tambahnya.
Seperti diketahuu, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami keterlambatan pertumbuhan, terutama dalam hal tinggi badan atau panjang tubuh, akibat kekurangan gizi atau nutrisi yang buruk selama tahun-tahun awal kehidupan mereka.
Ini adalah hasil dari asupan makanan yang tidak mencukupi atau nutrisi yang tidak memadai selama periode kritis pertumbuhan anak, biasanya dalam dua tahun pertama kehidupan.
Kondisi stunting dapat terjadi karena sejumlah faktor, termasuk, kekurangan gizi, infeksi dan penyakit, praktik gizi yang buruk dan faktor sosial dan ekonomi.
Stunting dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan kognitif anak, dan efeknya dapat berlangsung sepanjang hidup.
Oleh karena itu, mencegah stunting menjadi penting dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak-anak. Upaya-upaya untuk mencegah stunting.
Hadir dalam kegiatan ini, perwakilan Pemerintah Kecamatan Satui,perwakilan Kepala Dinas P3AP2KB Tanah Bumbu,Dinas Kesehatan,Pokja IV TP PKK Tanah Bumbu.Kepala desa,dan Kepala Puskesmas Satui,
(Alam/wtol).